Para pendamping atau mentor sekolah dari YP2KP mendapat pelatihan aplikasi Evaluasi Diri Sekolah (EDS), di Kantor YP2KP, Jalan Busiri, Timika, Selasa (30/5/2017). Dengan aplikasi tersebut maka sekolah bisa melakukan perencanaan untuk penganggaran maupun kegiatan sekolah.

Sebanyak 11 mentor sekolah model A (bisa ditempuh kendaraan jalur darat) dampingan YP2KP-UNICEF mendapat pelatihan dari Konsultan MBS (Manajemen Berbasi Sekolah) UNICEF Papua, Hendro Yudi.

Kesebelas sekolah itu adalah SD Inpres Timika 9-SP9, SD Inpres Timika 12-SP12, SD Inpres Timika 12-SP 13, SD YPPK Mware, SD YPPK Tipuka, SDN Ayuka, SD YPPK Kaugapu, SD YPPK Hiripau, SD Inpres 1 Pomako, SD Inpres 10 Pomako, dan SDN Pigapu.

Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayan Kabupaten (Dispendasabud)  Mimika dan Unicef  Papua didampingi Yayasan Pembangunan Pendidikan  dan Kesehatan Papua (YP2KP) sebagai mitra pelaksana program literasi melakukan monitoring bersama ke sekolah sasaran program di Distrik Amar. Tim memonitoring SD YPPK Santo Linus di Kampung Ipaya pada Senin (22/5), dan dilanjutkan ke  SD YPPK Santo Fransiskus Xaverius di Kampung Amar pada Selasa (23/5).

Kunjungan itu bertujuan untuk memantau secara langsung proses pengembang program  literasi , kedala kendala yang dihadapi dalam pengembangan program literasi dan  proses pembelajaran di kedua sekolah tersebut. Seperti diketahui bahwa program literasi adalah program kerja sama Dispendasbud Mimika dan Unicef dengan YP2KP sebagai mitra pelaksana program tersebut.

Tim yang difasilitasi YP2KP melakukan monitoring pada enam sekolah pesisir yang jadi sekolah sasaran Unicef pada tanggal 2-8 Maret 2017. Enam sekolah tersebut adalah SD Negeri Amamapare, SD Inpres Aikawapuka, SD YPPK Timuka, SD YPPK Keakwa, SD YPPK Ipaya, SD YPPK Amar. 

Tim monitoring beranggotakan satu orang pengawas dari Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (Dispendasbud) Mimika, Fasilitator Pendidikan Kabupaten (Faspenkab) YP2KP dan M&E YP2KP.

Monitoring pesisir  bertujuan melihat perkembangan program literasi di kelas awal. Selain itu, juga untuk menyerap aspirasi terkait masalah pendidikan yang terjadi di sekolah. Monitoring ini juga bertujuan melihat kinerja kepala sekolah, guru kelas awal, dan juga mentor.