Untuk mendukung tugasnya mengawal program literasi pada sekolah-sekolah di Kabupaten Mimika, seluruh staf Yayasan Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Papua (YP2KP) dilatih Kebijakan Perlindungan Anak (Child Saveguarding). Pelatihan tersebut diselenggarakan di Hotel Horison, Kamis (11/10/2018) hingga Jumat (12/10/2018).
Pelatihan tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan (Dispen) Mimika yang diwakili Kepala Seksi Kurikulum Dispen Mimika, Roma Panjaitan didampingi Education Officer UNICEF, Eliza Mufti. Sedangkan pemateri pelatihan adalah mitra dari UNICEF yaitu Yayasan Teman Baik.
Selain Staf YP2KP, pelatihan tersebut juga dihadiri perwakilan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Mimika dan perwakilan Dinas Sosial Kabupaten Mimika.
Dalam sambutannya, Kepala Seksi Kurikulum Dispen Mimika, Roma Panjaitan mengungkapkan, pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak (KPA) sangatlah penting. Karena dengan adanya pengetahuan tentang perlindungan anak, staf YP2KP saat sedang bertugas atau di rumah bisa memberikan perlindungan dan rasa aman bagi anak.
“Terima kasih pada UNICEF yang sudah memfasilitasi pelatihan ini. Semoga semua peserta bisa mengikutinya dengan baik. Sehingga sepulang dari pelatihan ini kita bisa terapkan di rumah maupun tempat kita bertugas,” ujarnya.
Sedangkan Education Officer UNICEF, Eliza Mufti dalam sambutannya mengatakan, UNICEF memberikan pelatihan KPA pada mitra pelaksananya karena UNICEF menginginkan mitra-mitra yang bekerja untuk program Unicef, khususnya yang berhubungan dengan anak, harus sangat paham terkait dengan hak-hak anak.
“Komponen hak anak ada berbagai macam, seperti hak hidup, ada hak kesehatan dan lain-lain. Bagaimana program hak anak dapat memastikan tumbuh kembang baik dan anak bisa memperoleh potensi sepenuhnya. Anak juga memiliki hak untuk mendapat perlindungan, hak terhindar dari segala bentuk kekerasan dan juga hak untuk partisipasi,” katanya.
Eliza menjelaskan, sebelumnya YP2KP sebagai mitra pelaksana UNICEF sudah memberi penguatan pada guru-guru sehingga anak-anak bisa lebih mampu membaca agar anak-anak meraih potensi yang lebih besar lagi di kemudian hari. Selama ini YP2KP fokus pada hak untuk pendidikan.
“Nah dengan pelatihan ini bagaimana teman-teman di YP2KP bisa memastikan kebijakan dan sistem yang ada itu berubah dan mengikuti anak-anak. Kita harus bisa memenuhi seluruh hak anak terlebih saat bertugas di lapangan,” ujarnya.
Eliza menambahkan, dengan menjalankan program di daerah terpencil, pinggiran, dan daerah konflik, UNICEF sangat paham, anak-anak sangat rentan terhadap kekerasan anak maupun pelecehan seksual.
“Di pelatihan ini kita akan diajak untuk sama-sama menyusun sistem pencegahan kekerasan dan pelecehan pada anak. Kami senang dari pemerintah daerah seperti Dinas Pendidikan, Dinsos dan YP2KP bisa hadir, semoga bisa memberi masukan agar pencegahan kekerasan bisa lebih baik,” ungkapnya.
Koordinator Pemateri dari Yayasan Teman Baik, Ari Widodo mengungkapkan, pada pelatihan akan mengupas lebih lanjut mengenai Kebijakan Perlindungan Anak (KPA). Karena saat berbicara tentang kebijakan, maka kebijakan organisasi YP2KP didorong untuk memastikan anak-anak yang terkait langsung dengan pekerjaan YP2KP tetap aman dan terhindar dari perbuatan salah.
“Jika bicara tentang sistem perlindungan, yang penting adalah sistem penanganan laporan dan setelah itu penanganannya yang bisa dibangun di Mimika. Dengan kehadiran P2TP2A sangat memberi dampak positif, sehingga kedepannya bisa bersinergi untuk pencegahan dan penanganan kasus kekerasan anak,” pungkasnya. (yp2kp)