Tim Pengarah Pendidikan Program Literasi Kabupaten Mimika melakukan kunjungan ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) Aparuka Distrik Mimika Barat, Jumat (19/5/2018) - Sabtu (20/5/2018). Kunjungan ini dilakukan untuk melihat dan memantau secara langsung perkembangan program literasi di SD Negeri Aparuka yang merupakan salah satu sekolah sasaran program Literasi di Kabupaten Mimika.
Ikut dalam kunjungan tim tersebut adalah Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Mimika, Anton Bugaleng, Koordinator Pengawas Dinas Pendidikan (Disdik) Mimika, Petrus Pedro Nong Wawa, Staff Disdik, Yosef Seo, Kepala Sub Bidang (Kasubid) Sumber Daya Manusia (SDM) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Yan Tabuni, Staff Bappeda, Agustinus Tamatani, Ketua Komisi SDM Lembaga Pengembangan Masyarakat Suku Kamoro (Lemasko), Sabinus Bokeyau dan didampingi Fasilitator Advokasi YP2KP, Thomas Lamatapo.
Saat pertemuan dengan Kepala Sekolah SDN Aparuka, Yosefita Rada bersama para guru, Fasilitator Advokasi YP2KP, Thomas Lamatapo mengatakan, Literasi merupakan program kemitraan antara Dinas Pendidikan Mimika dengan Unicef dan Yayasan Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Papua (YP2KP) sebagai mitra pelaksana yang didukung oleh Pemerintah Australia (DFAT).
Thomas menjelaskan, Program Literisasi dimulai sejak 2015 dan diluncurkan langsung oleh Sekda Mimika, Ausilius You serta Kepala Dinas Pendidikan Dasar & Kebudayaan saat itu, Nilus Leisubun di Kampung Kekwa, Distrik Mimika Barat Tengah.
“Pelaksanakan program literasi di Mimika sejak 2015, namun untuk di SDN Aparuka baru berjalan selama dua bulan terakhir karena ada perubahan sekolah sasaran. Selama kita terapkan program literasi, juga kita lakukan evaluasi atau monitoring bersama dengan tim monitoring dari Disdik dan Bappeda untuk mengetahui sejauh apa penerapan literasi di setiap sekolah. Kami ingin tahu apakah ada dampak baik ataupun sebaliknya,” ungkap Thomas.
Program Literasi diakui telah membawa dampak baik bagi perkembangan khusus peningkatan Membaca & Menulis bagi setiap anak di Kabupaten Mimika yang telah tersentuh dengan program literasi.
Karena dampak kemajuan dalam penerapan program Literasi ini, Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Aparuka, Distrik Kokonao, Mimika Barat, Yosefita Rada meminta agar Dinas Pendidikan (Disdik) Mimika terus memperpanjang kontrak kerja sama bersama Unicef Mimika dan menambah tenaga mentor khusus di Aparuka untuk bersama para Guru dalam membimbing anak-anak Aparuka.
“Dengan keberadaan mentor YP2KP, Hendrika Renyaan sangat memberikan dampak kemajuan kepada anak-anak kami. Meski keberadaan mentor YP2KP di sekolah kami baru sebulan lebih, tetapi telah memberikan dampak kemajuan yang luar biasa. Karena itu, kami mau supaya Disdik terus bekerja sama dengan Unicef dan jika perlu diutus lagi mentor untuk kami di sini,” ungkap Yosefita kepada tim Monitoring gabungan Unicef, Dinas Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Disdik Mimika ketika mengunjungi SDN Aparuka, Sabtu (19/5).
Yosefita menjelaskan, sebelum Disdik bekerja sama dengan Unicef belum pernah ada pengawas atau monitoring yang mengunjungi SDN Aparuka, baik dalam mengevaluasi proses pendidikan ataupun persoalan lainnya di sekolah tersebut. Namun, suatu kebanggaan ketika telah bekerja sama dengan Unicef, maka tim monitoring bisa menjangkau hingga Aparuka dan juga telah memberikan dampak selangkah lebih maju kepada anak-anak SDN Aparuka.
“Saat ini baru ada tim monitoring kunjungi kami. Sebelumnya tidak pernah sekalipun. Paling kalau datang hanya sebatas di Kokonao saja. Ini berarti bagian dampak keberadaan Unicef,” jelasnya.
Sementara Sekretaris Disdik Anton Bugaleng meminta para guru di SDN Aparuka agar tetap melaksanakan tugas secara baik dan bertanggung jawab. Ia memberikan apresiasi kepada sekolah dan para guru kontrak serta mahasiswa PPL dari KPG yg tetap betah di sekolah meski Aparuka sangat jauh dari kota.
Anton berharap agar metode literasi yg telah diajarkan oleh mentor dari Unicef dapat diterapkan dg baik d SDN Aparuka guna menuntaskan 3 M di kampung Aparuka.
Sedangkan , Koordinator Pengawas Dinas Pendidikan (Disdik) Mimika, Petrus Pedro Nong Wawa mengatakan, kehadiran Program Literasi dari Unicef memberikan dampak yang sangat membantu Disdik Mimika khusus dalam penerapan 3M dan monitoring.
Dijelaskan Petrus, sejak 2009 menjadi Pengawas Disdik, pelaksanaan monitoring ke semua sekolah di Pedalaman dan Pegunungan tergolong sering, kemudian memasuki tahun 2017 dan 2018 frekuensi kunjungan semakin berkurang . Namun hal tersebut dikarenakan alasan keterbatasan anggaran.
“Tim monitoring ini sangat ingin untuk sering melaksanakan kunjungan ke setiap sekolah, tetapi mau dibilang apa anggaran tidak memungkinkan, makanya saat ini baru bisa mengunjungi SDN Aparuka,” jelasnya.
Dengan demikian, kehadiran Unicef dengan program Literasi menurut dia sangat memberikan dukungan dalam kemajuan pendidikan di Mimika. Hal ini diakuinya berdasarkan hasil survey selama berjalannya program Literasi. Dimana, setelah memasuki bulan ke dua pelaksanaan program Literasi sangat diapresiasi oleh setiap guru yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan literasi.
“Yang saya temui selama pelaksanaan program ini di beberapa sekolah yang sudah lama bekerja sama, ternyata bukan hanya diterapkan kepada anak-anak di kelas awal, tetapi ternyata juga bagi kelas tiga, bahkan sampai kelas 6. Karena bagaimanapun kebiasaan itu penerapan 3M itu hanya di kelas awal saja. dan di Aparuka ini ternyata salah satu sekolah yang sudah menerapkannya ke semua kelas. Dan ini yang sangat diharapkan, karena terbukti ada peningkatan. Setiap kunjungan kami sudah melakukan tes kepada semua anak terkait dengan 3M,” tuturnya.
Ia mengatakan bahwa perlu pengapresiasian kepada Unicef dan lembaga mitra lainnya, karena lembaga tersebut juga melakukan evaluasi dalam setiap penerapan program yang telah dicanangkan.
Ia menambakan bahwa munculnya program literasi dikarenakan setelah melihat hasil output pendidikan di Papua dan Papua Barat. Dimana, masih ditemukannya lulusan SD, SMP dan SMA yang belum lolos 3M, sehingga Unicef membuat suatu terobosan baru yang mudah untuk diterapkan agar sejak kelas awal di SD, semua anak Papua bisa menguasai 3M.
“Kita sangat bersyukur dengan hadirnya Unicef , karena telah ikut membantu dalam penerapan 3M di semua sekolah di Mimika. kita harus akui bahwa selama ini kita hanya kaku pada kurikulum yang ada, tetapi dengan adanya literasi ini, maka telah menamba selangka kemajuan kepada anak-anak kita,” jelasnya.
Dengan demikian, selaku pengawas Disdik ia juga sangat mengharapkan agar keberadaan program literasi terus berkelanjuntan di Mimika. Sebab, jika langkah Pemkab dalam pengentasan 3M mulai meredup, akan tetapi dengan kehadiran Unicef dengan program Liberasi, maka kreatifitas penerapan 3M mulai menemukan kemajuan tanpa menggeser program kurikulum yang telah ada.
“Kami sangat berterima kasih dengan keberadaan para mentor dari Unicef yang sudah menjalankan tugas mereka dengan baik. Literasi dari Unicef ini betul-betul menyatu dengan program kurikulum yang telah ada, khususnya dalam metode yang berbeda dan membantu supaya tingkat kejenuhan anak menjadi bersemangat. Program ini sangat memberikan semangat kepada anak-anak. Jadi kalau program literasi harus berakhir di bulan Juni, berarti kita juga tidak bisa pastikan perubahan ini akan bertahan lama atau tidak,” tuturnya.
(yp2kp)