UNICEF dengan mitra kerjanya Yayasan Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Papua (YP2KP) sukses menggelar peringatan Hari Cuci Tangan Memakai Sabun Sedunia yang dipusatkan di di SDI Timika XIII, Kampung Bhintuka, Jumat (19/10). Peringatan tersebut merupakan salah satu kegiatan Program Air dan Sanitasi Sekolah (WASH in School).
Kegiatan ini diikuti 300-an siswa dari SDI Timika 9 Kampung Wangirja Distrik Iwaka, SDI Timika 13 Kampung Bhintuka, dan SDI Timika 12 Kampung Utikini Distrik Kuala Kencana dan SDN 7 Kuala Kencana. Kegiatan ini juga disponsori oleh Hotel Horison Ultima Timika dan Kalbe Timika yang membantu memberi makanan tambahan pada para siswa.
Kampanye cuci tangan pakai sabun (STPS) ini dibuka oleh Sekda Mimika Ausilius You dan dihadiri pula perwakilan Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, tim penggerak PKK, Pemerintah Distrik Kuala Kencana serta petugas kesehatan dari Puskesmas Bhintuka.
Sekda Ausilius You dalam sambutannya mengatakan, mencuci tangan tidak hanya dilakukan pada saat perayaan Hari Cuci Tangan Sedunia setiap tahun, tetapi harus dilakukan setiap hari di rumah maupun di sekolah.
“Anak anak lewat momen yang penting ini, lewat perayaan cuci tangan dengan sabun ini mengingatkan kepada kita bahwa pentingnya kesehatan. Jaga anak-anak, jaga kesehatan anak-anak supaya anak-anak ini jadi pintar dan berguna bagi nusa dan bangsa,” ujarnya.
Sekda You juga berpesan kepada orangtua dan para guru agar membantu membiasakan anak-anak di rumah maupun di sekolah untuk selalu mencuci tangan sehingga dapat terhindar dari penyakit berbasis lingkungan seperti diare dan lain-lain.
Program Officer WASH Unicef Papua, Job Supangkat mengatakan, meskipun sederhana dan murah, praktik cuci tangan dengan sabun tidak banyak dilakukan anak-anak di rumah maupun sekolah.
"Tangan adalah media penyebaran paling mudah bagi kuman penyebab diare, infeksi saluran pernafasan seperti batuk, pilek dan pneumonia (radang paru). Buang air sembarangan dan tangan yang kotor memudahkan virus polio menyebar," tuturnya.
Job menyebut polio menyebabkan kecacatan. Diare pada bayi dan anak-anak dapat berakibat kematian. Diare pada anak-anak dapat mengurangi serapan gizi pada tubuh anak. "Anak kekurangan gizi berdampak buruk pada perkembangan tubuh maupun otak. Anak-anak tumbuh kerdil dan tidak sesuai dengan pertumbuhan wajarnya (stunting). Kekurangan gizi berdampak pada berkurangnya kecerdasan anak," ujarnya.
Job juga mengatakan diare pada anak menjadi penyebab anak sering tidak masuk sekolah. Proses belajarnya terganggu. Anak tidak akan tumbuh sehat dan cerdas. Masa depan Kabupaten Mimika akan terancam.
"Hari Cuci Tangan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 15 Oktober dimaksudkan untuk menyebarkan kesadaran atas pentingnya cuci tangan pakai sabun (CTPS). Cuci tangan dengan sabun pada saat-saat penting seperti sebelum makan, sesudah buang air besar, sesudah bermain, sebelum menyiapkan makan atau menyusui bagi para ibu dapat menghentikan penyebaran kuman penyebab banyak penyakit," kata Job.